mugi tansah dadosaken berkah

.

Kamis, 11 Februari 2016

Delay..? No Way..!!



Delay?
No Way...!!!
Disini ada yang suka menunda pekerjaan? Pasti ada. Kita akui saja lah ya, toh itu emang kenyataan. Author sendiri juda sering menunda-nunda pekerjaan atau tugas sekolah. Jangankan pekerjaan atau tugas sekolah, ibadah aja kadang suka author tunda-tunda, jahiliyah bangetlah pokoknya. Tapi sebisa mungkin akan author biasain buat mengurangi sikap nggak banget itu. Ini author juga lagi belajar buat jadi manusia yang lebih baik lagi. Balik lagi ke masalah menunda pekerjaan, kalian nyadarkan kalo sebenernya semakin suatu pekerjaan itu kita tunda pengerjaannya maka akan menghambat laju kinerja kita kedepannya. Karna, pekerjaan itu kalo nggak segera dituntaskan malah akan menumpuk dan mengganjal. Terlebih suatu pekerjaan yang dihukumi wajib. Tugas sekolah contohnya, kalo nggak dikerjakan pekan ini bukankah pekan depan udah waktunya buat penilaian? Yaah, meskipun pada akirnya itu tugas nggak jadi dimasukin nilai tugas tapi apa salahnya sih mendisiplinkan diri. Toh kan untungnya juga buat diri kita sendiri. Lagian, dengan berlaku disiplin terhadap tugas dan kewajiban yang kita miliki berarti kita telah berupaya untuk belajar me-manage waktu yang kita miliki. Ingaat, waktu yang kita miliki ini titipan dari-Nya looh. Kalo tiba-tiba waktu ini diambil oeh pemiliknya dan kita dalam keadaan nggak banget, bukankah ujung-ujungnya kita bakalan kesiksa dan malu banget? Ya nggak sih? Kalian ngrasa gitu juga nggak sih? Ini maksud author bukan lagi mau menggurui loh ya, disini kan kita sharing pemikiran. Kalo bener ya kita amalin, kalo nyeleweng ya mohon dilurusin. Kita kan sodara, hehee. Jadi, untuk semua kebaikan yang ingin kita dapatkan di kemudian hari, kita berhenti ya buat nge-delay pekerjaan. Delay itu bikin sebel loh. Nggak percaya? Coba deh inget-inget lagi, pernah ngebayangin nggak gimana nggondoknya orang yang lagi nungguin penerbangan tapi tiba-tiba pesawatnya delay? Rasanya tuh kayak di-PHP-in nggak sih menurut kalian? Kalo menurut author sih ya jelas bikin nggondok, kecewa pasti ada. Dan kalo misalnya kita udah punya jadwal yang kece abis tapi harus berantakan cuma gara-gara delay kan nggak kece lagii. Nah, seperti itulah kira-kira intermezo kita soal masalah delay. Intinya mah seberapa enaknya kita men-delay tugas, ujung-ujungnya kita pasti bakalan dikejar-kejar dateline juga buat nyelesein itu tugas. Iya kalo pas lagi ngerjain nggak ada hambatan, kalo tiba-tiba ada, gimana? Makanya, kita harus buang jauh-jauh lah itu kata delay dalam kamus kehidupan kita. Terlebih delay dalam konteks kewajiban. Takutnya nanti malah akan berakhir mengecewakan. Lagiankan ada pepetah lama yang mengatakan “Mencegah lebih baik daripada mengobati”. Dan kalo author boleh nambahin ya ini.., “Bertindak, akan lebih bijak daripada  kita menyesal nanti”.

Sekian dari author, Selamat berbuat baik ya, semuanyaa..
Salam dari author di Kediri.

Sabtu, 23 Januari 2016

TERUS BERUSAHA



TERUS BERUSHA
Sekalipun kita tak tahu bagaimana hasil akhirnya



Kehidupan akan terus berjalan tanpa mempedulikan bagaimana kita. Keras lembutnya dunia itu tergantung bagaimana kita memperlakukan diri kita. Semuanya akan terasa bertolak belakang secara nyata. Jika kita keras terhadap diri kita sendiri, maka dunia akan melembut terhadap diri kita. Namun jika kita bersikap lembut pada diri kita, maka dunia akan sangat keras, menunjukan kekejamannya terhadap kita. Itulah kenapa orang yang bekerja keras akan mendapati manisnya dunia pada waktunya. Dan kenapa pula orang yang hanya bersikap malas, mementingkan kenyamanan diri sendiri tanpa mau berkenalan dengan apa itu susah, maka ia tak akan pernah mendapati manisnya dunia dalam hidupnya. Seseorang tidak akan mengetahui apa itu manis jika ia tak pernah mencoba dan merasakan apa itu pahit, asin, tawar. Seseorang tidak akan mengetahui bagaimana rasa manisnya sebuah kesuksesan tanpa mencicipi apa itu pahitnya kegagalan. Karna satu-satunya orang yang tidak pernah gagal adalah ia yang tidak pernah mencoba dan berusaha. Seseorang tidak akan merasakan indahnya sebuah pencapaian jika ia tak pernah melakukan permulaan. Karna begituah hidup. Semuanya tentang timbal balik. Semuanya tentang bagaimana cara kita untuk tetap bertahan dan menuai kebahagiaan. Hidup tidak hanya tentang “aku bahagia saat ini dan aku pasti bahagia saat esok tiba”. Karna hidup tak bisa ditebak. Karna kita bukan orang bodoh yang hanya duduk terdiam mengumpulkan kemalasan, untuk menyambut kehancuran. Kita manusia berakal yang memiliki berjuta gagasan untuk menjemput kesuksesan. Semua rencana telah menimbun di alam pikiran kita. Hanya tinggal melakukan realisasi. Beranilah bermimpi, karna dengan mimpi kita akan memiliki harapan dan semangat yang terus terkembang untuk senantiasa berujang.  Sekalipun nanti kita akan terjatuh, setidaknya kita terjatuh kala sedang berusaha, dimana tangan Tuhan akan selalu siap untuk menyelamatkan hambanya yang tengah ingin berusaha mewujudkan semua harapan yang digantungan pada keyakinan terhadap-Nya. Selamat berusaha dan mewujudkan semua mimpi, dan ingat, mimpi itu hanya fatamorgana. Yang nyata adalah usahamu untuk merealisasikan apa yang semula hanyalah fatamorgana menjadi suatu realita.

Kamis, 21 Januari 2016

Saat tak ada yang menguatkanmu

SAAT TAK ADA YANG MENGUATKANMU


Pernah kita jumpai suatu keadaan yang rasanya sangat ingin kita tenggelam dan hilang dari dunia ini. Saat rasa sakit yang begitu menderu, tak bisa ditahan, namun juga tak bisa dikeluarkan untuk dibagi dengan yang lain. Kesakitan seorang diri, menangis seorang diri, tak ada yang peduli, meski hanya menuturkan kalimat untuk basa basi. Mereka yang tidak peka, atau kita yang terlalu pandai dalam memanipulasi suasana. Semuanya terlihat baik-baik saja, tak ada yang aneh. Benarkah terlihat baik-baik saja? Jangan-jangan semua itu “hanya” tampak seperti baik-baik saja padahal senyatanya tidak? Ketidak baik-baik sajaan yang dipendam seorang diri akan berujung sakit hati. Namun jika dibagi dengan yang lain. Dengan siapa kita akan membagi? Dan sudikah mereka menerimanya dengan lapang dada. Ingat, bukan kita seorang yang memiliki segudang masalah yang dapat dirasa. Yang menguras air mata. Karna setiap orang yang terlihat baik-baik saja, belum tentu batinnya juga demikian. Cukup katakan semuanya kepada-Nya. Karna seindah tempat untuk kembali adalah kepada-Nya. Seluas tempat untuk mengeluh adalah dihadapan-Nya. Yang tak akan pernah meninggalan kita sekalipun berulag kali kita mengacuhkan-Nya. Yang hanya kita ajak bicara saat semua hal di dunia ini bisu dan tak lagi mendengarkan kita. Sang pemilik keagungan cinta, yang terpaksa menurunkan cobaannya hanya untuk mendekatkan kita kepada-Nya. Tidakkah kita pernah berfikir bahwa semua kesusahan yang kita miliki adalah salah kita sendiri? Semua air mata yang mengalir adalah karna ulah ita sendiri. Manusia bodoh yang tak mau mendekat jika tidak dalam keadaan tercekat. Seharusnya kita ingat, sipa yang selalu memberikan kita perlindungan saat tiaada lagi tempat berlindung. Siapa yang memberikan naungan terindah saat seluruh dunia meras jijik unuk menaungi. Siapa yang selalu ada untuk kita, sekalipun belum tentu kita selalu mengingat-Nya. Haruskah kita diingatkan dengan cara yang terbilang menyakitkan? Dengan ribuan cobaan, semisal. Tidak ingin bukan? Tak pernah Ia meminta kita untuk menjadi sempurna. Tak pernah pula meminta kita untuk senantiasa menjadikan waktu kita utuh untuk-Nya. Cukup dengan menjadikan-Nya tempat berserah yan paling indah. Cukup menyebut nama-Nya dalam lirih nan ikhlas. Cukup menaati segala yang telah ditetapkan oleh-Nya. Jika tidak dapat menjadi “yang tersayang”, cukuplah untuk tidak menjadi “Sang Pembangkan”. Ingatlah kemana kita akan kembali nantinya dan ingatlah kemana semua segala masalah itu tercurah saat tiada lagi tempat yang sanggup menerima. Selalu jadikanlah Dia yang utama, yang kita tuju lagi, dan yang kita tuju terus. Karna Dia tak akan pernah meninggalkan kita, selama kepercayaan kita masih tetap utuh nan bulat atas-Nya. Ia akan selalu dekat, selama kita tak menghalangi hati kita untuk merasakan kehadiran-Nya. Ia tak pernah menjauh. Namun jika kita merasa bahwa Ia meninggalkan kita dan menjauh, itu salah. Karna yang ada, bukan Ia yang menjauh. Tapi kita.

Sabtu, 16 Januari 2016

Love Your Integrity


Hei heii..
Apa kabar integritas kalian..? Semoga masih utuh dan selalu tambah kuat ya. Karna, integritas kan sangat penting dalam hidup kita. Tanpanya, kita tak akan pernah dihargai di belahan dunia manapun. Jangankan di dunia, di alam lain mungkin juga akan sama tidak dihargainya. Dan bahkan ada pepatah yang mengatakan, kejujuran (integritas) adalah mata uang yang berlaku dimanapun. Kebayang kan bagaimana berharganya seseorang yang memiiki integritas. Selain dihargai dimata manusia, orang yang berintegritas juga akan dihargai tinggi dimata Tuhannya. Akan tumbuh suatu ketenangan dalam hatinya, serta akan barokah apa yang di usahakan dan dapatkannya. Aamiin. Untuk itu, jangan pernah gadaikan itu hal yang namanya kejujuran ya. Demi apapun itu. Terlebih, demi hal-hal yang berkaitan dengan dunia. Rugi parah nantinya, Sooob. Ini bukan bermaksud menggurui lho ya. Kan ini niatnya sharing, sambil ngingetin diri sendiri juga. Segala sesuatu butuh di up-grade juga kan? So, mari kita up-grade personality kita. Supaya dapat menjadi manusia yang lebih benar dan berguna. Kita belajar buat terus hidup dalam kejujuran ya. Kita jadikan kejujura sebagai prinsip yang mendarah daging. Agar kita dapat merasakan indahnya bernafas dalam kehidupan yang berbasis kenyamanan dan ketenangan. Terutama di Indoesia. Kita generasi emas untuk Indonesia ‘kan? Kita generasi bebas korupsi ‘kan? Kita generasi bermartabat tinggi untuk Indonesia ‘kan? Pasti. Kita akan jadi generasi hebat untuk Indonesia. Yang senantiasa memperbaiki diri, hingga tak menyadari, berapa lamanya waktu yang telah kita lewati.
Terimakasih sudah membaca,Saudarakuu..
Tetap hidup dalam kehidupan yang penuh kejujuran, OK..?!
Jadi insan madani yang memiliki kepribadian berkelas tinggi.
Sehat selalu ya..

Jumat, 15 Januari 2016

The Real Human



Salam sukses, Pembaca.
Siapapun kalian, semoga kalian selalu diberikan kebahagiaan atas jalan kebenaran yang kalian lalui. Karna saya percaya, Tuhan akan selalu membimbing hamba-hambanya dalam kebenaran. Ia menciptakan hati untuk merasa, dan juga akal untuk berfikir. Ia menyuruh kita, para manusia, untuk belajar. Seperti yang termaktub dalam kitab-Nya. “Bacalah”, adalah kata pertama yang Ia perintahkan, dalam Q.S Al-Alaq. Tapi perintah untuk siapa? Untuk kita, MANUSIA. Yang mengaku sebagai makhluk PALING SEMPURNA dan juga PALING MULIA. Yang mewarisi kekayaan alam titipan-Nya. Dan na’asnya, manusia jugalah yang perlahan mulai merusaknya, atau bahkan, sudah merusaknya. Jika demikian, pantaskah kita sebagai manusia digelari dengan kalimat MAKHLUK PALING SEMPURNA dan MULIA? Bukankah saat ini akan lebih pas jika para manusia digelari MAKHLUK PERUSAK ? Toh pada kenyataanya, memang bumi ini semakin kacau gara-gara ulah manusia juga, kan? Wajar memang kalau kita sebagai manusia bersikap enggan untuk disalahkan, tapi kan, semua itu memang benar. Semua itu terjadi karena kita masih TERLALU BODOH.
Mengabaikan petuah-petuah kaya makna. Dan selalu bersikap SOK BISA, padahal ilmu yang dimiliki masih belum seberapa. Jadi, mari kita belajar lagi. Belajar untuk memahami seluk beluk yang ada di kehidupan ini. Tidak hanya sekedar tahu loh ya. Kita harus PAHAM. Memahami secara utuh dan bulat. Tidak hanya sekedar sepatah atau dua patah. Karna seperti yang kita tahu, sesuatu yang setengah-setengah itu tidak baik. Dan bahkan, bisa menjadi awal bagi kehancuran. Makanya kita harus hati-hati. O iya, disini saya hanya sekedar sharing pemikiran yang saya anggap bermanfaat. Saya disini masih belajar. Belajar untuk menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat. Karna kan, Khoirunnas anfa’uhum linnas. Makanya, kita saling membantu ya. Saling share ilmu dan pemahaman. Bebas tentang apa saja. Toh, ilmu kehidupan itu tidak hanya sebatas apa yang pernah kita dapat di bangku pendidikan. Yang penting intinya, disini kita belajar untuk menjadi 
“ MANUSIA”. Manusia yang CERDAS dan bisa berpikir lebih kritis lagi. Agar kita tidak lagi menjadi DESTROYER, tapi kita harus menjadi THE WINNER. .   
Pemenang di DUNIA dan juga AKHIRAT. Aamiin.
We must be THE WINNER, not DESTROYER
.....................................................................................................................................................................................................................................................
Sebelumnya, saya ingin tahu tentang siapa kalian. Silahkan komen dibawah ya.
Salam kenal dari saya, Rosiana, dari Kediri.